Minggu, 23 Mei 2010

101 Pertanyaan Hebat Untuk Membuat Hidup Anda Luar Biasa


Anthony Robbins pernah mengatakan dalam salah satu bukunya bahwa berpikir sebetulnya adalah proses bertanya dan menjawab pertanyaan-pertanyaan. Beliau kemudian menambahkan bahwa orang-orang yang sukses adalah mereka yang selalu bertanya pada dirinya sendiri.

Berikut adalah 101 pertanyaan untuk membuat hidup anda luar biasa :

1. Apa yang saya inginkan?

2. Untuk hal-hal apa saja saya berterima kasih?

3. Apakah yang hilang dalam hidup saya?

4. Apakah saya melihat hal-hal baru di dunia ini setiap hari?

5. Apakah saya menyediakan sedikit waktu untuk mendengarkan orang lain?

6. Apakah saya cukup bersenang-senang?

7. Bagaimana saya menjadikan hidup ini lebih ceria?

8. Apa yang saya inginkan lebih dalam hidup?

9. Apa yang tidak terlalu saya inginkan dalam hidup?

10. Apakah saya selalu mencari peluang-peluang?

11. Apakah saya menangkap peluang-peluang yang ada?

12. Apakah saya mempunyai pikiran yang terbuka?

13. Apakah saya cukup fleksibel?

14. Apakah saya cepat menghakimi orang lain?

15. Apakah saya selalu memperhitungkan resiko?

16. Apakah saya tulus memuji orang lain?

17. Apakah saya menghargai apa yang orang lain lakukan untuk saya?

18. Ke tempat mana sajakah saya ingin pergi?

19. Siapa sajakah orang yang ingin saya jumpai?

20. Petualangan apa sajakah yang ingin saya ikuti?

21. Apakah saya peduli dengan apa yang orang lain pikirkan tentang saya?

22. Apakah saya cepat tersinggung?

23. Apakah yang membuat saya bahagia?

24. Adakah hal yang saya tunda?

25. Apakah saya selalu memikirkan diri sendiri?

26. Apakah saya suka menyimpan dendam?

27. Apakah saya selalu mengingat-ngingat masa lalu?

28. Apakah saya membiarkan pikiran negatif orang lain mempengaruhi saya?

29. Apakah saya bisa memaafkan diri sendiri?

30. Apakah saya cukup sering tersenyum?

31. Apakah saya cukup sering tertawa?

32. Apakah saya mengelilingi diri saya dengan orang-orang positif?

33. Apakah saya orang yang positif?

34. Apakah saya menyediakan cukup waktu untuk merawat diri?

35. Apakah ambisi rahasia saya?

36. Apakah yang ingin orang-orang ingat tentang saya di akhir hidup nanti?

37. Apakah arti sukses untuk saya?

38. Bagaimana saya dapat memberi arti bagi hidup orang lain?

39. Bagaimana saya dapat melayani sesama?

40. Hal apakah yang dapat saya lakukan lebih baik dibandingkan orang lain?

41. Apakah 3 kekuatan terbesar saya?

42. Apakah saya bergerak menuju ke pencapaian mimpi-mimpi saya?

43. Apakah saya menceritakan pada orang lain apa yang sungguh-sungguh saya inginkan dalam

hidup?

44. Seperti apakah rupa hari yang indah menurut saya?

45. Ingin seperti apakah anda 1 tahun lagi? 5 tahun lagi? 10 tahun lagi? 20 tahun lagi?

46. Seperti apakah bentuk lingkungan untuk hidup yang baik menurut saya?

47. Apakah yang ingin saya perbuat jika saya tidak mempunyai rasa takut?

48. Apakah yang ingin saya perbuat jika uang bukanlah hal yang penting?

49. Alasan-alasan apa sajakah yang sering saya ucapkan?

50. Apakah saya menikmati apa yang saya lakukan sehari-hari?

51. Apakah saya berada di jalan yang benar?

52. Apakah saya meyayangi diri sendiri?

53. Apakah saya baik pada orang lain?

54. Apakah saya mengambil sesuatu tanpa imbalan?

55. Apakah saya sedang melakukan hal yang paling penting saat ini?

56. Apakah ada hal-hal dalam hidup yang perlu saya beri perhatian lebih?

57. Apakah saya sudah menggunakan waktu saya dengan sebaik-baiknya?

58. Apakah yang bisa saya lakukan saat ini yang dapat membuat perbedaan terbesar dalam

hidup?

59. Apakah yang sedang saya hindari?

60. Hal-hal apa sajakah yang saya bisa bertoleransi?

61. Apakah saya membuat tujuan-tujuan yang jelas dengan batas waktu pencapaiannya?

62. Apakah saya memegang janji-janji yang telah saya buat pada diri sendiri?

63. Apakah saya memegang janji-janji yang telah saya buat pada orang lain?

64. Jika saya ingin kehidupan saya sempurna, apakah yang harus saya rubah?

65. Apakah yang sedang saya cari sungguh-sungguh saat ini?

66. Bagaimana saya membuat hidup saya lebih sederhana?

67. Kegiatan apa saja yang saya lakukan tetapi saya tidak menikmatinya? Apakah kegiatan

tersebut sungguh-sungguh harus dilakukan? Dapatkan saya mendelegasikannya atau

membayar orang lain untuk melakukan itu?

68. Apakah saya melihat diri saya sebagai seorang yang cukup kreatif?

69. Apakah saya membiarkan diri saya untuk menjadi orang yang kreatif?

70. Dapatkah saya menjadi seseorang yang spontan?

71. Apakah saya terlalu kritis pada diri sendiri?

72. Apakah saya terlalu kritis pada orang lain?

73. Apakah saya dapat melihat permasalahan dari sudut pandang yang berbeda?

74. Hal-hal apa sajakah yang telah saya selesaikan?

75. Hal-hal apa sajakah yang menjadi sumber stress dalam hidup?

76. Bagaimana saya dapat mengurangi stress dalam hidup?

77. Kemana sajakah uang saya dipergunakan?

78. Bisakah saya mengelola keuangan saya?

79. Punyakah saya rencana keuangan untuk masa depan?

80. Untuk apa sajakah waktu saya dipergunakan?

81. Sudahkah saya membuat sistim pengelolaan waktu yang efisien?

82. Apakah 3 prioritas terbesar saya dalam hidup?

83. Siapakah orang terpenting dalam hidup saya?

84. Siapakah yang mencintai saya?

85. Siapakah yang peduli kepada saya?

86. Untuk siapakah anda bekerja keras?

87. Apakah tempat tinggal dan lingkungan kerja saya telah diatur sedemikian rupa sehingga

memberi kenyamanan pada saya?

88. Apakah saya mempunyai pola hidup yang sehat?

89. Apakah saya sering terbawa emosi?

90. Apakah saya dapat melupakan kesalahan-kesalahan yang telah saya buat di masa lalu?

91. Apakah saya mengijinkan diri saya untuk melakukan kegagalan?

92. Apakah saya mempelajari kegagalan-kegagalan saya?

93. Apakah saya cepat menanggapi ketika sesuatu berjalan tidak semestinya?

94. Apakah keyakinan-keyakinan saya telah bekerja dengan baik?

95. Apakah saya melonggarkan aturan-aturan yang telah saya buat untuk diri sendiri dan orang

lain?

96. Apakah impian masa kecil saya yang terlupakan?

97. Siapa sajakah idola/tokoh yang saya tiru?

98. Apakah saya asli? Apakah saya menjadi diri saya sendiri atau sedang mencoba menjadi

seseorang yang lain?

99. Bagaimana jika …?

100. Mengapa tidak …?

101. Bagaimana saya dapat …?

Pertanyaan manakah yang membuat anda paling tersentuh? Silahkan sharing kan disini, atau
Jika anda memiliki pertanyaan refleksi yang lain juga bisa disharingkan disini.

Bagaimana Mengatasi Depresi dan Mengubah Hidup Anda


Depresi dapat memiliki dampak negatif pada hidup anda. Depresi merupakan perasaan yang dialami oleh setiap orang pada satu masa dalam kehidupan mereka. Artikel ini menjelaskan bagaimana mengatasi depresi dan mengubah hidup anda dengan menyingkirkan efek-efek negatif yang muncul dari depresi.

Perasaan-perasaan negatif seperti kesedihan, kekhawatiran, dan frustrasi merupakan perasaan-perasaan yang umum dirasakan oleh banyak orang. Merupakan suatu hal yang wajar jika anda merasa kecewa setelah mengalami kegagalan, sedih, perpisahan atau kehilangan.

Sekali lagi, perasaan-perasaan tersebut adalah hal yang wajar dan dalam beberapa kejadian, perasaan-perasaan tersebut justru dapat digunakan untuk keuntungan kita karena perasaan-perasaan tersebut menunjukkan kelemahan kita. Pengalaman yang muncul dari kondisi negatif dalam hidup kita tersebut memberikan kita keberanian dan kemauan untuk mengubah hidup kita serta kekuatan untuk menangani depresi dan situasi negatif lainnya di masa yang akan datang.

Ketika perasaan negatif semacam ini terus menerus muncul, bertahan lebih dari dua minggu, dan mulai mengganggu kegiatan sehari-hari kita, pekerjaan, diet, tidur dan hubungan kita; maka kemungkinan besar kita mengalami depresi dan kita harus menemukan cara untuk mengatasinya. Karakteristik utama depresi adalah perasaan negatif dan kesedihan yang sangat mendalam dan terjadi dalam waktu yang lama.

Apa Gejala-Gejala Utama Depresi Yang Muncul Dalam Kehidupan Kita?

- Duka berkepanjangan
- Stamina rendah dan sering merasa letih
- Bertambah atau berkurangnya nafsu makan
- Bertambah atau berkurangnya keinginan untuk tidur
- Stress, cepat marah dan frustrasi
- Tidak ada hasrat seksual
- Tidak memiliki harapan terhadap masa depan

Apa Penyebab Utama Depresi?

Kurang Berpikir Positif

Ketika seseorang mengalami depresi, mereka merasa bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi, dan hal ini akan terjadi berulang kali. Dalam kejadian semacam ini, orang tersebut melihat lebih banyak hal buruk terhadap sesuatu; secara sadar maupun tidak sadar. Mereka selalu memfokuskan perhatian mereka pada masalah dan mengabaikan keberhasilan serta kesuksesan yang mereka raih.
Bagi seseorang yang berpikiran negatif dan memiliki kecenderungan depresi, segala hal yang terjadi merupakan cermin dari permasalahan dan kemunduran. Perubahan dalam diri seseorang atau perubahan lingkungan, yang merupakan perubahan wajar, dalam pikiran seseorang yang depresi merupakan bukti bahwa sesuatu yang buruk terjadi karena mereka.

Kurangnya Rasa Percaya Diri

Orang-orang yang depresi tidak memiliki rasa percaya diri dan mereka selalu menganggap semua yang terjadi sebagai kegagalan mereka. Bahkan kesalahan sekecil apapun mereka anggap sebagai masalah besar dan mereka hal-hal tersebut menguras perhatian mereka jauh lebih besar dari orang pada umumnya.

Lebih memperhatikan kesalahan

Dalam kehidupan, kita pasti melakukan kesalahan; beberapa orang membuat lebih banyak kesalahan. Orang yang menderita depresi lebih memfokuskan diri pada jumlah kesalahan yang mereka buat. Sebagai hasilnya, mereka menciptakan kesan negatif mengenai kesalahan.

Merasa Tertekan karena Berbagai Kewajiban Dalam Hidup

Dalam situasi ini, orang-orang selalu berpikir apa yang seharusnya mereka lakukan dan tidak seharusnya mereka lakukan. Hasilnya, di penghujung hari mereka terbebani oleh sejumlah komitmen. Orang-orang dengan pola pikir semacam ini mengkonsentrasikan pikiran mereka pada kepahitan dan frustrasi dan juga mempengaruhi perilaku orang-orang di sekitar mereka.

Merasa Lemah

Permasalahan bagi orang yang mengalami depresi adalah mereka merasa tidak ada satu hal pun yang bisa memuaskan mereka. Bahkan ketika mereka menyadari mereka bisa memperbaiki mood mereka, mereka tidak melakukannya. Nasihat yang mereka peroleh dari teman-teman dan keluarga dianggap tidak perlu dan tak berguna. Satu hal yang paling mereka rasakan adalah ketidakmampuan mereka untuk berharap, atau terinspirasi oleh sesuatu dan memperhatikannya.

Mereka menyadari seperti apa diri mereka dalam keadaan normal namun mereka tidak menyukainya. Mereka menyadari apa yang seharusnya mereka lakukan namun mereka tidak mampu melakukannya. Mereka menyadari apa yang orang lain inginkan dari mereka, namun mereka tak mampu memberikannya. Mereka tidak berharap pada suatu waktu keadaan akan membaik. Mereka kehilangan harapan dan harapan perlahan hilang dari diri mereka. Pada titik ini, depresi tidak membiarkan mereka merasakan kebahagiaan dan optimisme.

Bagaimana Kita Mengatasi Depresi?

Kita bisa mengatasi depresi dengan bantuan seorang spesialis. Nasihat yang diberikan seorang spesialis dapat sangat bermanfaat. Pengobatan yang diberikan bertujuan untuk memperbaiki mekanisme biologis dalam pola pikir yang memungkinkan seseorang merasa depresi. Untuk mengatasi depresi dengan efektif, anda harus merubah pandangan dan pola pikir anda. Dengan mengubah pola pikir bagi mereka yang menderita depresi, anda bisa menciptakan perlindungan jangka panjang terhadap depresi.

Bagaimana Mengatasi Depresi dengan Mengandalkan Diri Sendiri?

Selain bantuan dari seorang spesialis, anda bisa mengatasi depresi dengan mengandalkan diri anda sendiri; antara lain dengan:

Menerima Diri Anda Sendiri dan Kelemahan Anda

Jika anda tidak mampu mengatasi depresi seorang diri dan jika usaha anda tidak berhasil, hal terbaik yang bisa anda lakukan adalah dengan menerima kekurangan tersebut. Daripada mencoba mengubah hidup anda dengan paksa, anda harus menerima diri anda, dengan apa yang anda rasakan dan berkonsentrasi pada hal-hal yang anda mampu lakukan.

Depresi akan lenyap namun kita tidak bisa memprediksi kapan depresi akan terjadi. Kemajuan terapis tergantung pada banyak faktor. Anda tidak perlu mencoba mengubah hal-hal yang memang tidak bisa anda ubah. Setiap kali anda harus melakukan yang terbaik untuk membantu diri anda sendiri namun di saat yang bersamaan anda juga harus menerima kelemahan anda.

Terimalah fakta bahwa anda sedang mengalami depresi dan hiduplah berdampingan secara harmonis hingga anda berhasil mengatasinya. Tidak ada seorang pun yang suka merasa depresi, namun anda harus memahami bahwa tidak ada gunanya untuk terus menerus mengatasi depresi pada titik ini karena anda belum memiliki kekuatan, determinasi, dan keinginan untuk maju. Cobalah untuk menerima apa yang sedang terjadi dalam diri anda dan sekitar anda dan tunggulah hingga kekuatan anda kembali dan anda merasa mampu untuk mengatasi depresi.

Kenali Pikiran-Pikiran Serta Perasaan Negatif Anda

Supaya anda mampu mengubah dan mengendalikan pikiran negatif yang membuat anda terperangkap dalam siklus depresi, sangatlah penting bagi anda untuk mengenali alasan-alasan tersebut, yang merupakan penyebab utama anda merasa depresi.
Teknik yang dapat digunakan adalah dengan mencatat pikiran negatif anda setiap hari selama beberapa waktu. Lalu anda bisa menghabiskan waktu kira-kira 20 menit setiap hari untuk mengenali, mengelompokkan, dan memeriksa pikiran-pikiran negatif tersebut. Catatan pikiran-pikiran anda dan pemeriksaan atas penyebab rasa depresi tersebut akan membuat anda mampu mengenali alasan mengapa anda terdorong ke keadaan mental yang buruk dan berakhir dengan depresi. Dengan mengenali pola pikir negatif tersebut, anda mampu mencegah, dan memperbaiki bahkan menghentikan siklus depresi.

Bagaimana Mengatasi Depresi Dengan Pengobatan

Meskipun anda memiliki alasan yang tepat untuk menghindari penggunaan obat yang berlebihan, anda bisa mengatasi depresi dengan menggunakan obat-obatan; khususnya obat anti depresi.

Obat anti depresi mempengaruhi otak dan sel-sel syaraf. Secara lebih spesifik, obat-obatan bekerja dengan mengubah reaksi kimia (neurotransmitter), yang digunakan sel syaraf untuk berkomunikasi satu sama lain.

Obat anti depresi merupakan obat yang aman untuk digunakan. Obat semacam ini tidak menimbulkan ketergantungan; tidak mempunyai efek samping yang berbahaya dan dapat membantu anda mengatasi depresi. Tujuan menggunakan obat anti depresi bukanlah untuk mengatasi masalah anda dengan cepat, namun untuk memberikan diri anda kesempatan untuk merasa lebih baik.
PERHATIAN: penggunaan obat anti depresi apapun harus dilakukan setelah konsultasi dan pemberian resep dokter.

Bagaimana Mengatasi Depresi Menggunakan Psikoterapi – Cara Terbaik untuk Mengatasi Depresi

Depresi merupakan indikasi bahwa anda memiliki masalah dalam diri anda yang harus anda temukan solusinya. Depresi bukan hanya sekedar penyakit, melainkan sinyal dari otak yang harus anda pecahkan.
Mengatasi depresi harus anda lakukan sebagai cara untuk mengembangkan diri anda dan imbalan untuk mengubah hidup, otak, dan pola pikir anda.

Ahli Psikoterapi dapat membantu anda memahami alasan-alasan psikologis yang menyebabkan depresi dan menawarkan anda dukungan untuk melalui proses yang sulit tersebut.

Psikoterapi Dapat Membantu Anda Mengatasi Depresi Melalui:

- Menyelidiki pemicu depresi dalam pikiran dan sikap anda secara lebih mendalam
- Membantu anda mengenali masalah yang menyebabkan depresi mana yang bisa anda selesaikan dan masalah mana yang harus anda jalani bersamaan dengan hidup anda
- Memperbaiki hubungan anda
- Membantu anda menemukan kebahagiaan hidup yang hilang karena depresi
- Membantu anda mengekspresikan perasaan anda dengan lebih baik
- Membantu anda meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri anda
- Membantu anda mengubah hidup anda menjadi lebih baik
- Membantu anda dalam menetapkan tujuan hidup anda yang akan meningkatkan kualitas hidup anda

Semakin sehat dan kuat diri anda, semakin mudah pula anda mengatasi depresi dengan bantuan psikoterapi. Namun sangatlah penting bagi anda untuk mengembangkan teknik pribadi anda untuk memonitor dan mengendalikan diri anda sendiri untuk mengubah pandangan serta pola pikir mengatasi depresi.

Minggu, 16 Mei 2010

Glad endless curiosity


Long time no see my friends SD Karya Bakti BSD, it seems curious and nostalgic with the atmosphere gathered during SD. Exactly 12th and I have not met them. My thinking, how can I meet them biased.
However, I have a close friend named Imah and Fahda, they both are part of my elementary school friends. Only with whom communications between us awake. At that time, I was in East Java, living with mom and dad my two sisters, from elementary school through high school. We always communicate either via postal mail, sms, or send an email. By asking news / ask questions about each activity.
After graduating from high school, I enrolled as a student at one of Private Universities in where I live, I just re-do lists, there is a bid for me, to work in Jakarta. And finally I decided to go to Jakarta, working my intentions and lectures. At that time communication between me, Fahda, and Imah still continues, although three months had cut off communications between us.
Until one day, I tried to contact Imah via email, say hello, and others - others. And thankfully our communication was established again. Grateful, again, based on communication via email, I add Imah d YM and FB. Until God finally brings me to my primary school friends the other d FB, although not seen directly. I can only look at their activities from the photos that they upload. It seemed more curious, want to see them.
Until one day, Imah send messages via the phone. Which turned out to contain, SD reunion invitation (my class). On Saturday, my date forgot. Instinctively, I feel very happy. Eventually granted by Allah in my prayers. 12th did not meet finally meet. The atmosphere of excitement, joy, remove the miss, keep shadowing my mind until the appointed time arrived. I also come with a happy feeling of curiosity, I finally really met them, it's dreaming, but this is real. Many friends who commented about me, as well as I sebalikny. Many of the changes we had, we took pictures, photos, jokes, eating, exchanging of gifts, exchanging stories and experiences, and other ...
Time continues to go on until the end sorepun came and the sun began to sink, do not seem to fill this day with excitement high. We also mengahiri events, and instruct each other; "If there's another event, do not forget to invite me too." And so we took a picture, to cover the event.
Until finally ... I had to go home.
This event is an unforgettable memories in the world of friendship. How nice to hang out with them. And I hope, this event could happen again for a second time or even longer.
Thanks to Allah.

Minggu, 09 Mei 2010

Ibuuu...Aku (anak perantauan) Rindu


Kesunyian menenggelamkan ku pada mimpi hampa.
Ketika kucoba memahami makna hidup yang sudah sering kulupakan hingga satu petuah bijak pun kuabaikan bahkan sempat kutanggalkan cintamu di ujung persimpangan gang kedewasaanku.
Aku terkapar dihamparan luas kebohongan diri. Aku melupa. Aku memanja pada dunia yang tak kekal cintanya. Dan kini aku sendirian bak cacing kepanasan, menggeliat-liat di tanah merah ujung kematian. Terjeratku pada janji kepalsuan lantaran salah dalam sebuah pilihan. Apakah hidup sebuah pilihan? Aku tergagu menatap jalanan yang kian menyempitkan harapan.
Memang pilihan itu ada di garis tanganku sendiri tapi entah mengapa aku tak mencoba untuk mencari tahu akan makna tentang garis-garis kehidupan yang tergurat jelas dalam genggaman tanganku ini. Hingga aku terpojok pada persimpangan gang kehidupan. Sungguh bukan gang kebahagiaan yang kupilih untuk masa depan melainkan gang kegelapan yang kuagungkan diantara kaki-kaki kecil berlari menata mimpi. Setidaknya mimpi kelam yang kuukir dari hidupku belasan tahun ini. Sungguh sekali pun jika kutanyakan pada diri ini tentang hal apa yang telah kuberikan padamu, jawaban yang tersirat adalah kosong lantaran sama sekali belum ada satupun yang mampu kuberikan padamu sebagai ganti darah dan keringat yang kau teteskan saat kau melahirkanku ke dunia. Aku tahu engkau memang tak mengharapkan apa-apa dariku sebagai belas kasihmu.
Dan memang bukan harapanku untuk melupakannmu.
Dosakah aku ibu, jika pernah sekali waktu kulupakanmu dari benak mimpiku meskipun kau tak pernah terhempas dari relung-relung jiwaku. Namamu memang terukir indah dalam hati setelah nama Sang Illahi menguasai jiwa. Tapi entah mengapa wajahmu menghilang dari angan seakan ikut tenggelam dalam kehampaan malam-malam ku menanti sang lelaki datang mengagahi bayangan.
Sekian tahun engkau pergi meninggalkanku. Sekian tahun pula aku melupakanmu dan sekian tahun pula kucoba menutup rapat-rapat pintu hatiku untuk merindukanmu. Apalagi untuk meneteskan airmataku ini sekedar tuk kujadikan pelipur laraku, aku enggan ibu. Aku memilih mengasingkan diri dari kerinduan menggebu ini dan bergelut diantara rindu-rindu palsu menari-nari indah dalam setiap kelopak mata bergenangkan airmata kerinduanku untukmu. Dan kini aku merindukanmu ibu.

Peluklan diriku agar tak jauh denganmu Lebih baik kau tidur diatas pangkuanku Sebelum terlena senandungkanlah doa Ukirlah namaku direlung hatimu Lihatlah mentari perlahan akan tenggelam Biasanya kan datang rembulan di waktu malam Angin bertiup menyentuh dedaunnan Nampaknya menari riang ditemani rembulan Tuhan lihatlah kami yang tiada lelah berdoa Dibalik tirai yang sepi menanti hangatnya diri Dibawah sinar rembulan nampak terang menipis Tatapanmu teru indah disinari rembulan.

Ingatkah kau dengan senandung lagu ini ibu?
Lagu yang pernah kau nyanyikan ketika sedang dalam kegalauan. Aku melupakan lagu ini karena memang aku sudah ingin melupakanmu. Dan aku memang telah melupakanmu. Tapi aku keliru ibu, justru melupakanmu adalah awal kelabuku menghadapi masa depan. Aku gagal meraih harapan dan selalu gagal dalam sepanjang perjalanan. Hingga ketika kumenemukan satu persimpangan jalan, kutemukan satu bayangan dimana dia membawakanku setangkai lagu cinta. Lagu yang memaksakanku untuk kembali mengingatmu. Lagu senandung doa.
Bukan kesengajaan memang dan kuyakin memang bukan, karena dia tak pernah tahu tentang makna senandung doa itu tapi ini adalah petunjuk Tuhan dimana aku harus kembali mengingat pada satu wajah yang pernah melahirkanku dan pada satu wajah yang pernah membagikan kasih dan senyumnya untukku menatap dunia dan pada satu wajah yang pernah membagikan cinta atas pengorbanannya membuatku hidup dengan penyambung nyawa lewat desahan nafasnya.
Setidaknya kembali mengingatkanku bahwa surga ada dibawah telapak kakimu ibu. Dan aku harus mencari surga itu meskipun kehangatanmu kini jauh dari dekapanku tapi kuyakin kasih dan sayangmu tetap hangat diantara kesunyian-kesunyian senja menjemput malam hingga bersandar menanti cahaya sang fajar. Betapa kehangatan mentari itulah kehangatanmu yang terkirim dari surga. Sebagai kekuatan dalam hatiku bahwa hidup ini sebenarnya indah dan berkah diantara sejuta anugerah-anugerah Tuhan yang sempat kuhempas dari kenyataan.
Anakmu kan senantiasa mendoakan mu,Bu...
Alloh bersamamu, dan yakinkan diriku bahwa Kau selalu menghadapi semua gejolak hidup ini dengan tersenyum dan dengan segala kesabaranmu..
Kebanggaanku hanya padamu Bu...
Rindu mendalam ini juga untuk mu Bu....

I miss U Mom....



Kota Perantauan Diantara Senandung Kesunyian

Ayah.... /papa.....

(Artikel ini sudah banyak terlihat di beberapa blog maupun di catatan FB)

Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang
sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar
kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari
kedua orang tuanya…..


Akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya.

Lalu bagaimana dengan Ayah ??

Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari,

tapi tahukah kamu, jika ternyata Ayah-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu?

Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng,

tapi tahukah kamu, bahwa sepulang bekerja dan dengan wajah lelah , Ayah selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?

Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil……

Ayah biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda.

Dan setelah Ayah mengganggapmu bisa, Ayah akan melepaskan roda bantu di sepedamu…

Kemudian Mama bilang : “Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya” ,

Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka….

Tapi sadarkah kamu?

Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.

Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama menatapmu iba.

Tetapi Papa akan mengatakan dengan tegas : “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang”

Tahukah kamu, Papa melakukan itu karena Papa tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?

Saat kamu sakit pilek, Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :

“Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!”.

Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.

Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.

Ketika kamu sudah beranjak remaja….

Kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Papa bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”.

Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu?

Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat – sangat luar biasa berharga..

Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu…

Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama….

Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya,

Bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?

Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Papa akan memasang wajah paling cool sedunia…. :’)

Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..

Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?

Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Papa melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.

Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir…

Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut – larut…

Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Papa akan mengeras dan Papa memarahimu.. .

Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Papa akan segera datang?

“Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papa”

Setelah lulus SMA, Papa akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur.

Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata – mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti…

Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Papa

Ketika kamu menjadi gadis dewasa….

Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain…

Papa harus melepasmu di bandara.

Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu?

Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini – itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .

Padahal Papa ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.

Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata “Jaga dirimu baik-baik ya sayang”.

Papa melakukan itu semua agar kamu KUAT…kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.

Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Papa.

Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.

Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Papa tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan…

Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah : “Tidak…. Tidak bisa!”

Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu”.

Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.

Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.

Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”

Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Papa untuk mengambilmu darinya.

Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin..

Karena Papa tahu…..

Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.

Dan akhirnya….

Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Papa pun tersenyum bahagia….

Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?

Papa menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian Papa berdoa….

Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata: “Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik….

Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik….

Bahagiakanlah ia bersama suaminya…”

Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk…

Dengan rambut yang telah dan semakin memutih….

Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya….

Papa telah menyelesaikan tugasnya….

Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita…

Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat…

Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis…

Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .

Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa “KAMU BISA” dalam segala hal..


Surat Ibu kepada Anak Durhaka

Wahai Anakku!
Inilah surat dari ibumu yang lemah, yang ditulis dengan penuh rasa malu setelah lama mengalami keraguan dan kebimbangan. Ibu pegang penanya berkali-kali lantas terhenti, dan ibu letakkan lagi pena itu karena air mata berlinang berkali-kali yang disusul dengan rintihan hati.

Wahai Anakku!
Sesudah perjalanan waktu yang panjang, ibu rasa engkau sudah dewasa dan memiliki akal sempurna maupun jiwa yang matang. Sedangkan ibu punya hak atas dirimu, maka bacalah sepucuk surat ini; dan jika tidak berkenan robek-robeklah sebagaimana engkau telah merobek-robek hati ibu.

Wahai Anakku!
Dua puluh lima tahun yang lalu adalah hari yang begitu membahagiakan hidup ibu. Ketika dokter memberitahu ibu, ibu sedang mengandung. Semua ibu tentu mengetahui makna ungkapan itu, yakni terhimpunnya kebahagiaan dan kegembiraan, serta awal perjuangan seiring dengan adanya berbagai perubahan fisik maupun psikis. Sesudah berita gembira itu ibu peroleh, dengan senang hati, ibu mengandungmu selama sembilan bulan.
Camkanlah wahai Anakku!
Ketuaan mulai nampak dalam belahan rambutmu. Tahun demi tahun akan berlalu, dan engkau akan menjadi tua renta, sedangkan setiap perbuatan pasti akan dibalas setimpal. Engkau akan menulis surat kepada setiap anak-anakmu dengan cucuran air mata, sebagaimana yang ibu tulis untukmu. Dan di sisi Allah, akan bertemu orang-orang yang berselisih, hai Anakku. Maka bertakwalah engkau kepada Allah terhadap ibumu. Usaplah air matanya dan hiburlah agar kesedihannya sirna.

Robek-robeklah surat ini setelah engkau membacanya. Namun ketahuilah, siapa saja yang beramal shaleh, maka keshalehan itu buat dirinya sendiri, dan siapa yang berbuat jahat, maka balasan buruk bakal menimpanya.

"Barangsiapa mengerjakan kebajikan, maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa berbuat jahat, maka (dosanya) menjadi tanggungannya sendiri. Dan Rabbmu sekali-kali tidaklah menzalimi hamba-hamba-Nya." (QS. Fushshilat: 46).

Ibu berdiri, tidur, makan dan bernafas dengan susah payah. Namun itu semua tidak menyebabkan surutnya cinta ibu padamu dan kebahagiaan ibu menyambut kehadiranmu. Bahkan rasa cinta dan kerinduan ibu padamu tumbuh subur dan berkembang hari demi hari. Ibu mengandungmu dalam kondisi yang lemah dan bertambah lemah, payah dan bertambah payah. Ibu sangat bahagia meski bobotmu semakin berat, padahal kehamilan itu sangat berat bagi ibu.

Itulah perjuangan yang akan disusul dengan cahaya fajar kebahagiaan setelah berlalunya malam panjang, yang membuat ibu tidak bisa tidur dan kelopak mata ibu tak bisa terpejam. Ibu merasakan derita yang sangat, rasa takut dan cemas yang tak bisa dilukiskan dengan pena dan tak sanggup diungkapkan dengan retorika lisan. Ibu telah berkali-kali melihat kematian dengan mata kepala ibu sendiri, sehingga akhirnya engkau lahir ke dunia ini. Air mata tangismu yang bercampur dengan air mata kegembiraan ibu telah menghapus seluruh derita dan luka yang ibu rasakan.

Wahai Anakku!
Telah berlalu tahun demi tahun dari usiamu, dan dirimu selalu ibu bawa dalam hati ibu. Ibu memandikanmu dengan kedua tangan ibu. Pangkuan ibu sebagai bantalmu. Dada ibu sebagai makananmu. Ibu berjaga semalaman agar engkau bisa tidur. Ibu susuri siang hari dengan keletihan demi kebahagiaanmu. Dambaan ibu tiap hari adalah melihatmu tersenyum. Dan idaman ibu setiap saat adalah engkau meminta sesuatu yang ibu sanggup lakukan untukmu. Itulah puncak kebahagiaan ibu.

Itulah hari-hari dan malam yang ibu lalui sebagai pelayan yang tak pernah menyia-nyiakanmu sedikit pun. Sebagai wanita yang menyusuimu tiada henti, dan sebagai pekerja yang tak pernah putus hingga engkau tumbuh dan menjadi seorang remaja. Dan mulailah nampak tanda-tanda kedewasaanmu. Ketika itu pula, ibu kesana kemari mencarikan calon istri yang kau inginkan. Lalu tibalah saat pernikahanmu. Denyut jantung ibu terasa berhenti dan air mata ibu deras bercucuran karena gembira melihat hidup barumu dan karena sedih berpisah denganmu.

Saat-saat yang begitu berat telah lewat. Namun engkau seolah bukan lagi anak ibu, seperti yang ibu kenal selama ini. Sungguh engkau telah mengabaikan diri ibu dan tidak mempedulikan hak-hak ibu. Hari-hari berlalu dan ibu tidak lagi melihatmu dan tidak pula mendengar suaramu. Engkau masa bodoh kepada ibu yang selama ini menjadi pelayan yang mengurusimu.

Wahai Anakku!
Ibu tidak meminta apa pun selain posisikanlah diri ibu ini seperti kawan-kawanmu yang terdekat denganmu. Jadikanlah ibu sebagai salah satu terminal hidupmu sehari-hari, sehingga ibu dapat melihatmu meskipun sekejap.

Wahai Anakku!
Punggung ibu telah bongkok. Anggota tubuh ibu telah gemetaran. Beragam penyakit telah membuat ibu semakin ringkih. Rasa sakit senantiasa mendera ibu. Ibu sudah susah untuk berdiri maupun duduk, namun hati ibu masih sayang padamu.

Andaikan ada seseorang yang memuliakanmu sehari, tentu engkau akan memuji kebaikannya dan keelokan budinya. Padahal, ibumu ini telah benar-benar berbuat baik kepadamu, namun engkau tak melihatnya dan tak mau membalas kebaikannya. Ibumu telah menjadi pelayanmu dan telah mengurusmu bertahun-tahun. Lantas manakah balas budi dan hak ibu yang harus engkau tunaikan? Sekeras itukah hatimu? Apakah hari-hari sibukmu telah menyita seluruh waktumu?

Wahai Anakku!
Ibu merasakan kebahagiaan dan kegembiraan bertambah saat melihatmu hidup bahagia, karena engkau adalah buah hati ibu. Apa salah ibu sehingga engkau memusuhi ibu, tak suka melihat ibu, dan engkau merasa berat untuk mengunjungi ibu? Apakah ibu pernah berbuat salah padamu atau pelayanan ibu kurang memuaskanmu?

Jadikanlah ibu seperti pelayan-pelayanmu yang engkau beri upah. Curahkanlah setitik kasih sayangmu. Renungkanlah jasa ibu dan berbuat baiklah. Sungguh, Allah amat menyukai orang-orang yang berbuat baik.

Wahai Anakku!
Ibu sangat berharap bisa bersua denganmu. Ibu tak ingin apapun selain itu. Biarkanlah ibu melihat muramnya wajahmu dan episode-episode kemarahanmu.

Wahai Anakku!
Sisakan peluang di hatimu untuk berlembut-lembut dengan seorang wanita renta, yang diliputi kerinduan dan dirundung kesedihan ini. Yang menjadikan kedukaan sebagai makanannya dan kesedihan sebagai selimutnya. Engkau cucurkan air matanya. Engkau membuat sedih hatinya dan engkau memutuskan hubungan dengannya.

Ibu tidak mengeluhkan kepedihan dan kesedihan ibu kehadirat-Nya, karena jika ibu adukan perkara ini ke atas awan dan ke pintu gerbang langit sana, ibu khawatir hukuman akan menimpamu, dan musibah akan terjadi dalam rumah tanggamu, lantaran kedurhakaanmu. Karena ibu teringat peringatan junjungan kita Rasulullah Shallallahu 'Alaihi WasallWahai Anakku!
Inilah surat dari ibumu yang lemah, yang ditulis dengan penuh rasa malu setelah lama mengalami keraguan dan kebimbangan. Ibu pegang penanya berkali-kali lantas terhenti, dan ibu letakkan lagi pena itu karena air mata berlinang berkali-kali yang disusul dengan rintihan hati.

Wahai Anakku!
Sesudah perjalanan waktu yang panjang, ibu rasa engkau sudah dewasa dan memiliki akal sempurna maupun jiwa yang matang. Sedangkan ibu punya hak atas dirimu, maka bacalah sepucuk surat ini; dan jika tidak berkenan robek-robeklah sebagaimana engkau telah merobek-robek hati ibu.

Wahai Anakku!
Dua puluh lima tahun yang lalu adalah hari yang begitu membahagiakan hidup ibu. Ketika dokter memberitahu ibu, ibu sedang mengandung. Semua ibu tentu mengetahui makna ungkapan itu, yakni terhimpunnya kebahagiaan dan kegembiraan, serta awal perjuangan seiring dengan adanya berbagai perubahan fisik maupun psikis. Sesudah berita gembira itu ibu peroleh, dengan senang hati, ibu mengandungmu selama sembilan bulan.
Camkanlah wahai Anakku!
Ketuaan mulai nampak dalam belahan rambutmu. Tahun demi tahun akan berlalu, dan engkau akan menjadi tua renta, sedangkan setiap perbuatan pasti akan dibalas setimpal. Engkau akan menulis surat kepada setiap anak-anakmu dengan cucuran air mata, sebagaimana yang ibu tulis untukmu. Dan di sisi Allah, akan bertemu orang-orang yang berselisih, hai Anakku. Maka bertakwalah engkau kepada Allah terhadap ibumu. Usaplah air matanya dan hiburlah agar kesedihannya sirna.

Robek-robeklah surat ini setelah engkau membacanya. Namun ketahuilah, siapa saja yang beramal shaleh, maka keshalehan itu buat dirinya sendiri, dan siapa yang berbuat jahat, maka balasan buruk bakal menimpanya.

"Barangsiapa mengerjakan kebajikan, maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa berbuat jahat, maka (dosanya) menjadi tanggungannya sendiri. Dan Rabbmu sekali-kali tidaklah menzalimi hamba-hamba-Nya." (QS. Fushshilat: 46).

Ibu berdiri, tidur, makan dan bernafas dengan susah payah. Namun itu semua tidak menyebabkan surutnya cinta ibu padamu dan kebahagiaan ibu menyambut kehadiranmu. Bahkan rasa cinta dan kerinduan ibu padamu tumbuh subur dan berkembang hari demi hari. Ibu mengandungmu dalam kondisi yang lemah dan bertambah lemah, payah dan bertambah payah. Ibu sangat bahagia meski bobotmu semakin berat, padahal kehamilan itu sangat berat bagi ibu.

Itulah perjuangan yang akan disusul dengan cahaya fajar kebahagiaan setelah berlalunya malam panjang, yang membuat ibu tidak bisa tidur dan kelopak mata ibu tak bisa terpejam. Ibu merasakan derita yang sangat, rasa takut dan cemas yang tak bisa dilukiskan dengan pena dan tak sanggup diungkapkan dengan retorika lisan. Ibu telah berkali-kali melihat kematian dengan mata kepala ibu sendiri, sehingga akhirnya engkau lahir ke dunia ini. Air mata tangismu yang bercampur dengan air mata kegembiraan ibu telah menghapus seluruh derita dan luka yang ibu rasakan.

Wahai Anakku!
Telah berlalu tahun demi tahun dari usiamu, dan dirimu selalu ibu bawa dalam hati ibu. Ibu memandikanmu dengan kedua tangan ibu. Pangkuan ibu sebagai bantalmu. Dada ibu sebagai makananmu. Ibu berjaga semalaman agar engkau bisa tidur. Ibu susuri siang hari dengan keletihan demi kebahagiaanmu. Dambaan ibu tiap hari adalah melihatmu tersenyum. Dan idaman ibu setiap saat adalah engkau meminta sesuatu yang ibu sanggup lakukan untukmu. Itulah puncak kebahagiaan ibu.

Itulah hari-hari dan malam yang ibu lalui sebagai pelayan yang tak pernah menyia-nyiakanmu sedikit pun. Sebagai wanita yang menyusuimu tiada henti, dan sebagai pekerja yang tak pernah putus hingga engkau tumbuh dan menjadi seorang remaja. Dan mulailah nampak tanda-tanda kedewasaanmu. Ketika itu pula, ibu kesana kemari mencarikan calon istri yang kau inginkan. Lalu tibalah saat pernikahanmu. Denyut jantung ibu terasa berhenti dan air mata ibu deras bercucuran karena gembira melihat hidup barumu dan karena sedih berpisah denganmu.

Saat-saat yang begitu berat telah lewat. Namun engkau seolah bukan lagi anak ibu, seperti yang ibu kenal selama ini. Sungguh engkau telah mengabaikan diri ibu dan tidak mempedulikan hak-hak ibu. Hari-hari berlalu dan ibu tidak lagi melihatmu dan tidak pula mendengar suaramu. Engkau masa bodoh kepada ibu yang selama ini menjadi pelayan yang mengurusimu.

Wahai Anakku!
Ibu tidak meminta apa pun selain posisikanlah diri ibu ini seperti kawan-kawanmu yang terdekat denganmu. Jadikanlah ibu sebagai salah satu terminal hidupmu sehari-hari, sehingga ibu dapat melihatmu meskipun sekejap.

Wahai Anakku!
Punggung ibu telah bongkok. Anggota tubuh ibu telah gemetaran. Beragam penyakit telah membuat ibu semakin ringkih. Rasa sakit senantiasa mendera ibu. Ibu sudah susah untuk berdiri maupun duduk, namun hati ibu masih sayang padamu.

Andaikan ada seseorang yang memuliakanmu sehari, tentu engkau akan memuji kebaikannya dan keelokan budinya. Padahal, ibumu ini telah benar-benar berbuat baik kepadamu, namun engkau tak melihatnya dan tak mau membalas kebaikannya. Ibumu telah menjadi pelayanmu dan telah mengurusmu bertahun-tahun. Lantas manakah balas budi dan hak ibu yang harus engkau tunaikan? Sekeras itukah hatimu? Apakah hari-hari sibukmu telah menyita seluruh waktumu?

Wahai Anakku!
Ibu merasakan kebahagiaan dan kegembiraan bertambah saat melihatmu hidup bahagia, karena engkau adalah buah hati ibu. Apa salah ibu sehingga engkau memusuhi ibu, tak suka melihat ibu, dan engkau merasa berat untuk mengunjungi ibu? Apakah ibu pernah berbuat salah padamu atau pelayanan ibu kurang memuaskanmu?

Jadikanlah ibu seperti pelayan-pelayanmu yang engkau beri upah. Curahkanlah setitik kasih sayangmu. Renungkanlah jasa ibu dan berbuat baiklah. Sungguh, Allah amat menyukai orang-orang yang berbuat baik.

Wahai Anakku!
Ibu sangat berharap bisa bersua denganmu. Ibu tak ingin apapun selain itu. Biarkanlah ibu melihat muramnya wajahmu dan episode-episode kemarahanmu.

Wahai Anakku!
Sisakan peluang di hatimu untuk berlembut-lembut dengan seorang wanita renta, yang diliputi kerinduan dan dirundung kesedihan ini. Yang menjadikan kedukaan sebagai makanannya dan kesedihan sebagai selimutnya. Engkau cucurkan air matanya. Engkau membuat sedih hatinya dan engkau memutuskan hubungan dengannya.

Ibu tidak mengeluhkan kepedihan dan kesedihan ibu kehadirat-Nya, karena jika ibu adukan perkara ini ke atas awan dan ke pintu gerbang langit sana, ibu khawatir hukuman akan menimpamu, dan musibah akan terjadi dalam rumah tanggamu, lantaran kedurhakaanmu. Karena ibu teringat peringatan junjungan kita Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasalam:

Ibuuu..Mengapa Kau menangis??


Suatu ketika,
ada seorang anak laki-laki yang bertanya kepada ibunya. "Ibu, mengapa Ibu menangis?". Ibunya menjawab, "Sebab, Ibu adalah seorang wanita, Nak". "Aku tak mengerti" kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. "Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti...."

Kemudian, anak itu bertanya pada ayahnya. "Ayah, mengapa Ibu menangis? Sepertinya Ibu menangis tanpa ada sebab yang jelas?"Sang ayah menjawab, "Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan". Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya.
Lama kemudian, si anak itu tumbuh menjadi remaja dan tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis.

Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan."Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?"Dalam mimpinya,
Tuhan menjawab,"Saat Kuciptakan wanita,
Aku membuatnya menjadi sangat utama.Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman danlembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.


Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, danmengeluarkan bayi dari rahimnya, walau, seringkali pula, ia kerap berulangkali menerima cerca dari anaknya itu.

Kuberikan keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa.

Pada wanita, Kuberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya, walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.

Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Walau, tak jarang anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada
bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.

Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa-masa sulit, dan enjadi pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang rusuklah yang melindungi setiap hati dan
jantung agar tak terkoyak?Kuberikan kepadanya kebijaksanaan, dan kemampuan untuk
memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang
diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi.

Dan, akhirnya, Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkanperasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, air mata ini adalah air mata kehidupan".

Maka, dekatkanlah diri kita pada sang Ibu kalau beliau masih hidup

Do’a dan Penyesalan Seorang Ibu…


Sambil menangis kutulis puisi ini
Agar tertumpah segenap gundah dihati
Mengenang rindu dan penyesalan yang terlukis dihati
Rindu nan biru tiada terperi

Ya Ghaffar, ya Rahim…!!!
Kau letakkan di rahimku anak-anak titipanMu
Kau amanatkan diri-diri mereka pada lindungan kasih-sayangku
Kau percayakan jiwa-jiwa mereka pada bimbingan ruhaniku
Kau hangatkan tubuh-tubuh mereka dengan dekapan cintaku
Kau besarkan badan-badan mereka dengan aliran air susuku
Tuhanku, Aku telah sia-siakan kepercayaan-Mu
Kesibukan telah menyebabkan Aku melupakan amanat-Mu
Hawa nafsu telah menyeretku untuk menelantarkan buah hatiku
Tidak sempat Hamba gerakkan bibir-bibir mereka untuk berzikir kepada-Mu
Tidak sempat Hamba tuntun mereka untuk membesarkan asma-Mu
Tidak sempat Hanba tanamkan dalam hati mereka kecintaan kepada Nabi-Mu

Hamba berlomba mengejar status dan kebanggaan
meninggalkan anak-anak Hamba dalam kekosongan dan kesepian

Hamba memoles wajah-wajah Hamba dengan kepalsuan
membiarkan anak-anak Hamba meronta dalam kebisuan

Hamba terlena memburu kesenangan
sehingga tak Hamba dengar lagi mereka menangis manja
sambil memandang Hamba dengan pandangan cinta
seperti dulu, ketika mereka mengeringkan air mata mereka
dalam kehangatan dadaku

Dosa-dosa Hamba telah membuat anak-anak Hamba
menjadi pemberang, pembangkang, dan penentang-Mu

Dosa-dosa Hamba telah membuat hati mereka
keras, kasar, kejam, dan tidak tahu berterima kasih

Sebelum Engkau ampuni mereka, Ya Allah
ampunilah lebih dahulu dosa-dosa Hamba
Ya Allah, berilah Hamba peluang untuk mendekap tubuh mereka
dengan dekapan kasih sayang Hamba
berilah Hamba waktu untuk melantunkan pada telinga mereka
ayat-ayat Alquran dan Sunnah Nabi-Mu

Berilah Hamba kesempatan untuk sering menghadap-Mu
dan memohon kepada-Mu seusai shalatku
untuk keselamatan, kesejahteraan, dan kebahagiaan anak-anakku
Bangunkan Hamba di tengah malam untuk merintih kepada-Mu
mengadukan derita dan petaka yang menimpa anak-anakku
Izinkan Hamba membasahi tempat sujud Hamba
dengan air mata penyesalan akan kelalaian Hamba

Aku Tersesat diJalan yang Benar

Setiap saat aku selalu memikirkan tentang langkah yang akan kuhadapi ini
Langkah yang aku tahu pasti merupakan suatu jalan yang benar
Langkah yang aku yakini sebagai hakikat sebenarnya dari seorang anak manusia

Tapi langkah ini tak semudah yang aku fikirkan
Tak seindah jalan yang akan kulangkahi itu..
Karena kutahu mereka menentang, karna mereka menganggapku tersesat dan telah mememilih langkah yang salah

Hmmm….. Aku terpuruk pada suatu keraguan,
Keraguan yang mengantarku menjadi orang yang bimbang
Dan aku menjalaninya dengan penuh ketidakpastian…
Hanya karena sebuah argumen yang sulit kupatahkan
Aku merasa bodoh, tolol karena ketidaktahuanku..karena kelemahanku..

Aku terus mencari. Dan mencari pembuktian yang menguatkan pendirianku..
Sampai akhirnya aku sadar..
Bahwa aku adalah aku,,,
Yang akan bertanggungjawab atas duniaku
Yang akan mengarungi kehidupanku,,,

Aku mulai melangkah lagi
Menuju jalan yang kuyakini kebenarannya
Kutak peduli dengan omongan mereka..
Karena madu dan racun yang akan menimpaku takkan pernah bisa diwakilkan kepada siapapun.
Tidak orang tuaku, tidak orang yang peduli padaku, sahabatku, dan tak pula mereka!!!

Biarlah aku melangkah mengarungi kehidupan yang kupilih…
Dan biarkan mereka mau berkata apa…
Aku tak peduli,,,
Walaupun mereka mengatakan aku telah tersesat…
Tapi bagiku tak mengapa..
Karena kuyakin, bahwa aku telah tersesat ke jalan yang benar…

Allah, make me strong on Your Blessing!!
I’ll walk along on Your Road…
Forever… until get Your Bless…
Dakwah… Wait For my dedication…

Izinkanku MennyayangiMu Semampuku


Ya Rabb,,,, Aku masih ingat, saat pertama dulu aku belajar mencintaiMu… Lembar demi lembar kitab kupelajari… Untai demi untai kata para ustadz kuresapi… Tentang cinta para nabi Tentang kasih para sahabat Tentang mahabbah para sufi Tentang kerinduan para syuhada Lalu kutanam di jiwa dalam-dalam Kutumbuhkan dalam mimpi-mimpi dan idealisme yang mengawang di awan… Tapi Rabbii, Berbilang detik, menit, jam, hari, pekan, bulan dan kemudian tahun berlalu… Aku berusaha mencintaiMu dengan cinta yang paling utama, tapi… Aku masih juga tak menemukan cinta tertinggi untukMu… Aku makin merasakan gelisahku membadai… Dalam cita yang mengawang Sedang kakiku mengambang, tiada menjejak bumi… Hingga aku terhempas dalam jurang Dan kegelapan… Wahai Ilahi, Kemudian berbilang detik, menit, jam, hari, pekan, bulan dan tahun berlalu… Aku mencoba merangkak, menggapai permukaan bumi dan menegakkan jiwaku kembali Menatap, memohon dan menghibaMu: Allahu Rahiim, Ilaahi Rabbii, Perkenankanlah aku mencintaiMu Semampuku Allahu Rahmaan, Ilaahi Rabii Perkenankanlah aku mencintaiMu Sebisaku Dengan segala kelemahanku Ilahi Rabbi,,,, Aku tak sanggup mencintaiMu Dengan kesabaran menanggung derita Umpama Nabi Ayyub, Musa, Isa hingga Al musthafa Karena itu izinkan aku mencintaiMu Melalui keluh kesah pengaduanku padaMu Atas derita batin dan jasadku Atas sakit dan ketakutanku

Rabbii,
Aku tak sanggup mencintaiMu seperti Abu bakar, yang menyedekahkan seluruh hartanya dan hanya meninggalkan Engkau dan RasulMu bagi diri dan keluarga. Atau layaknya Umar yang menyerahkan separo harta demi jihad. Atau Utsman yang menyerahkan 1000 ekor kuda untuk syiarkan dienMu.

Izinkan aku mencintaiMu,
melalui seratus-dua ratus perak yang terulur pada tangan-tangan kecil di perempatan jalan, pada wanita-wanita tua yang menadahkan tangan di pojok-pojok jembatan. Pada makanan–makanan sederhana yang terkirim ke handai taulan.
Ilaahi,,,aku tak sanggup mencintaiMu dengan khusyuknya shalat salah seorang shahabat NabiMu hingga tiada terasa anak panah musuh terhunjam di kakinya. Karena itu Ya Allah,,, perkenankanlah aku tertatih menggapai cintaMu, dalam shalat yang coba kudirikan terbata-bata, meski ingatan kadang melayang ke berbagai permasalahan dunia. Robbii, aku tak dapat beribadah ala para sufi dan rahib, yang membaktikan seluruh malamnya untuk bercinta denganMu. Maka izinkanlah aku untuk mencintaimu dalam satu-dua rekaat lailku. Dalam satu dua sunnah nafilahMu. Dalam desah napas kepasrahan tidurku. Yaa, Maha Rahmaan, Aku tak sanggup mencintaiMu bagai para al hafidz dan hafidzah, yang menuntaskan kalamMu dalam satu putaran malam. Perkenankanlah aku mencintaiMu, melalui selembar dua lembar tilawah harianku. Lewat lantunan seayat dua ayat hafalanku. Yaa Rahiim,,, Aku tak sanggup mencintaiMu semisal Sumayyah, yang mempersembahkan jiwa demi tegaknya DienMu. Seandai para syuhada, yang menjual dirinya dalam jihadnya bagiMu. Maka perkenankanlah aku mencintaiMu dengan mempersembahkan sedikit bakti dan pengorbanan untuk dakwahMu. Maka izinkanlah aku mencintaiMu dengan sedikit pengajaran bagi tumbuhnya generasi baru. Allahu Kariim, aku tak sanggup mencintaiMu di atas segalanya, bagai Ibrahim yang rela tinggalkan putra dan zaujahnya, dan patuh mengorbankan pemuda biji matanya. Maka izinkanlah aku mencintaiMu di dalam segalanya. Izinkan aku mencintaiMu dengan mencintai keluargaku, dengan mencintai sahabat-sahabatku, dengan mencintai manusia dan alam semesta. Allaahu Rahmaanurrahiim, Ilaahi Rabbii Perkenankanlah aku mencintaiMu semampuku. Agar cinta itu mengalun dalam jiwa. Agar cinta ini mengalir di sepanjang nadiku.

S'buah Surat utk Malaikat Maut

Saat Kepak SayapmU, Hujani Mata Kami

Semesta bertasbih ..
Di ratapnya orang yang bersedih
Tapi kau tak peduli
Terhadap siapa yang kau bawa pergi..

Bagai awan mendung yang menggantung
Kau tebarkan murung yang menggunung
Laksana petir yang menyambar
Kau semburkan getir yang melahar

Ooooohhhhhhhhh....
Sungguh tak ada yang dapat berlari
Tak satupun sanggup memungkiri
Bahwa setiap yang bernafas; pasti akan M-A-T-I...

Aduhai.. Betapa luasnya kuasamu ini..
Kau pisahkan sang ayah dari anak dan istri..
Kau renggut sang terkasih dari yang mengasihi...
Kau putuskan lezatnya meniti hari...

Bagai daun kering yang berguguran
Kau pekatkan aura kematian
S'perti buah kelapa yang berjatuhan
Tua-muda, semua kau beri perpisahan

"Tapi jangan khawatir", itu katamu...
"Perpisahan ini bukanlah elegi
Namun, sebuah gerbang pembuka hati
Dalam perjalanan suci menuju Ilahi"

"Namun, bagi mereka yang lalai", lanjutmu...
"Akan menunggu adzab yang pasti
dimana hari-hari bukanlah mimpi yang tak bertepi
melainkan gelap malam yang t'rus merajam diri"

Dan akupun bertanya, wahai Izrail
dalam rupa apa kau kan datang memanggil?
dalam keadaan bagaimana nyawaku kau cungkil?
dan dengan sayap yang mana, rohku ini kau ambil?

Hingga nanti.., wahai makhluk yang ditakuti
Kau akan berdiri di hadapanku sendiri
Mencuri cahaya mata dari tubuh tak-abadi
Terbangkan jiwaku melintasi mentari...

Dan kini.., wahai algojo yang tak bermurah hati
Tidakkah kau lihat, karyamu selalu hantui kami
Di saat catatan pahala-dosa t'lah terhenti
Dan, Ketika kepak sayapmu hujani mata kami...

(Oh, adakah aku tergolong "beruntung" atau "merugi"?)

"Anakku"... Kami Inginkan Pahala Itu.

Ya Bunayya,..

engkau buah hati kami. Padamu tergantung masa depan kami. Dunia kami dan akhirat kami. Hilang letih dan lelah kami ketika melihat engkau beranjak dewasa tumbuh dengan akhlak mulia. Wahai anakku,… engkau hidup di penghujung zaman yang semakin banyak kerusakan dan fitnah yang menyambar setiap detik nafasmu. Jikalah tidak engkau bergantung pada Zat Yang Maha Kuat dan Kuasa pada siapa lagi engkau kan berlari.


Kami tidak perduli melihat para orang tua yang sibuk memilih dunia untuk belahan jiwa mereka. Yang berkorban dengan apa saja agar anak-anaknya berhasil meraih pangkat dan kedudukan di hati manusia. Yang bila mana kami lupa memanggil anaknya dengan nama biasa, maka mereka akan segera tergesa-gesa meralat,.. maaf anak kami adalah seorang dokter panggillah nama depannya dengan jabatannya.

Duhai penyejuk hati yang gundah,… kami menginginkan dunia hanya sebagai bekal untukmu menuju akhirat yang abadi. Karena itu kami tidak kecewa bila mendapati nilai C pada matematikamu atau fisikamu. Tetapi sungguh kami akan menangis dan berduka bila engkau lalai pada perintah Rabbmu.

Duhai penyejuk mata,….
di hari yang semakin mendekati kepunahan. Tak lelah kami mendidikmu dengan Al-Qur’an. Betapa engkau sangat kami inginkan menjadi penghafal dan pengamal Al Qur’an. Siang malam kami bersabar dan tak kecewa membetulkan bacaanmu yang yang tertatih-tatih dan terlupa dari satu ayat Al-Qur’an.

Demikian pula doa senantiasa kami panjatkan untuk kalian agar Allah memberi kemudahan.

Untukmu bunayya,…
bersabarlah di hari yang sulit ini. Sungguh engkau akan menikmati jerih payahmu

ketika dewasa nanti.Janganlah engkau lupakan kami dalam doamu .Semoga Allah di kemudian hari, memberi kelapangan pada kubur kami yang sempit nanti.

Ya bunayya,….
engkau pasti kan bertanya, mengapa orang tua kami melakukan hal ini untuk kami? Jawabnya,… karena ia adalah suatu kebiasaan yang telah di wariskan oleh para pendahulu kita(salafus shalih).

Suara yang diDengar Mayat

Yang Akan Ikut Mayat Adalah Tiga: Keluarga, Hartanya, Dan Amalnya.

Ada Dua Yang Kembali Dan Satu Tinggal Bersamanya; Keluarga Dan Hartanya Akan Kembali Sementara Amalnya Akan Tinggal Bersamanya.

Ketika Roh Meninggalkan Jasad...
Terdengar Suara Dari Langit Memekik,
"Wahai Fulan Anak Si Fulan..
Apakah Kau Yang Telah Meninggalkan Dunia,
Atau Dunia Yang Meninggalkanmu
Apakah Kau Yang Telah Menumpuk Harta Kekayaan,
Atau Kekayaan Yang Telah Menumpukmu
Apakah Kau Yang Telah Menumpuk Dunia,
Atau Dunia Yang Telah Menumpukmu
Apakah Kau Yang Telah Mengubur Dunia,
Atau Dunia Yang Telah Menguburmu."

Ketika Mayat Tergeletak Akan Dimandikan....
Terdengar Dari Langit Suara Memekik,
"Wahai Fulan Anak Si Fulan...
Mana Badanmu Yang Dahulunya Kuat
Mengapa Kini Terkulai Lemah
Mana Lisanmu Yang Dahulunya Fasih
Mengapa Kini Bungkam Tak Bersuara
Mana Telingamu Yang Dahulunya Mendengar
Mengapa Kini Tuli Dari Seribu Bahasa
Mana Sahabat-Sahabatmu Yang Dahulunya Setia
Mengapa Kini Raib Tak Bersuara

Ketika Mayat Siap Dikafan...
Suara Dari Langit Terdengar Memekik,
"Wahai Fulan Anak Si Fulan
Berbahagialah Apabila Kau Bersahabat Dengan Ridha Allah
Celakalah Apabila Kau Bersahabat Dengan Murka Allah
Wahai Fulan Anak Si Fulan...
Kini Kau Tengah Berada Dalam Sebuah Perjalanan
Nun Jauh Tanpa Bekal
Kau Telah Keluar Dari Rumahmu
Dan Tidak Akan Kembali Selamanya
Kini Kau Tengah Safar Pada Sebuah Tujuan Yang Penuh Pertanyaan."

Ketika Mayat Diusung....
Terdengar Dari Langit Suara Memekik,
"Wahai Fulan Anak Si Fulan..
Berbahagialah Apabila Amalmu Adalah Kebajikan
Berbahagialah Apabila Matimu Diawali Tobat
Berbahagialah Apabila Hidupmu Penuh Dengan Taat."

Ketika Mayat Siap Dishalatkan.... Terdengar Dari Langit Suara Memekik, "Wahai Fulan Anak Si Fulan.. Setiap Pekerjaan Yang Kau Lakukan Kelak Kau Lihat Hasilnya Di Akhirat Apabila Baik Maka Kau Akan Melihatnya Baik Apabila Buruk, Kau Akan Melihatnya Buruk."

Ketika Mayat Dibaringkan Di Liang Lahat....
Terdengar Suara Memekik Dari Langit,
"Wahai Fulan Anak Si Fulan...
Apa Yang Telah Kau Siapkan Dari Rumahmu Yang Luas Di Dunia
Untuk Kehidupan Yang Penuh Gelap Gulita Di Sini
Wahai Fulan Anak Si Fulan...
Dahulu Kau Tertawa Kini Dalam Perutku Kau Menangis
Dahulu Kau Bergembira Kini Dalam Perutku Kau Berduka
Dahulu Kau Bertutur Kata Kini Dalam Perutku Kau Bungkam Seribu Bahasa."

Ketika Semua Manusia Meninggalkannya Sendirian....
Allah Berkata Kepadanya, "Wahai Hamba-Ku..... Kini Kau Tinggal Seorang Diri Tiada Teman Dan Tiada Kerabat Di Sebuah Tempat Kecil, Sempit Dan Gelap.. Mereka Pergi Meninggalkanmu.. Seorang Diri Padahal, Karena Mereka Kau Pernah Langgar Perintahku Hari Ini,.... Akan Kutunjukan Kepadamu Kasih Sayang-Ku Yang Akan Takjub Seisi Alam Aku Akan Menyayangimu Lebih Dari Kasih Sayang Seorang Ibu Pada Anaknya. Kepada Jiwa-Jiwa Yang Tenang Allah Berfirman, "Wahai Jiwa Yang Tenang Kembalilah Kepada Tuhanmu Dengan Hati Yang Puas Lagi Diridhai-Nya Maka Masuklah Ke Dalam Jamaah Hamba-Hamba-Ku Dan Masuklah Ke Dalam Jannah-Ku

Berjuanglah Sedikit Lebih Keras dari Biasanya

Suatu ketika kita pasti pernah mendambakan sesuatu dengan begitu inginnya. Sampai-sampai tiap malam kita memimpikannya, tiap jam kita memikirkannya dan tiap detik kita membayangkannya. Sebegitu kuat keinginan kita untuk mendapatkan sesuatu tersebut. Tetapi tidak ada yang gratis di dunia ini. Selalu saja harus ada pengorbanan untuk mendapatkannya. Bias berupa pengorbanan materi, pengorbanan waktu, pengorbanan tenaga, bahkan kombinasi dari ketiganya. Pertanyaannya adalah maukah kita memberikan pengorbanan tersebut ditukar dengan keinginan kita tadi?

Jika keinginan tersebut sangat sesuai dengan pengorbanan yang kita lakukan nantinya pastilah kita tidak akan ragu-ragu untuk menggapainya. Istilahnya yang lebih keren “worthy”. Okelah kita mau melakukan apa saja untuk mendapatkan keinginan tersebut. Tetapi ternyata tidak semua keinginan dapat kita dapatkan dengan sesuai dengan apa yang pikirkan. Sudah begitu hebatnya kita berusaha tetapi tetap saja belum menghasilkan apa-apa. Mengapa bias demikian? Jelas, karena ada sesuatu yang telah mengaturnya.

Seperti kata orang bijak,”Manusia hanya bias berusaha, masalah hasil tetap Yang Maha Kuasa yang memberikan keputusan”. Harus kita pahami bahwa Dia adalah Zat Yang Maha Kuasa, tidak tergantung pada apapun di dunia ini. Terserah kehendak-Nya mau memberikan apa yang kita inginkan atau tidak. Hanya saja Dia telah berjanji bahwa manusia yang mau berusaha akan mendapatkan apa yang diusahakannya. Tidak disebutkan seberapa besar usaha yang harus kita lakukan. Maka yang dapat kita lakukan adalah terus berusaha sampai Dia memberikan apa yang kita inginkan.

Suatu saat kita merasa sudah berusaha semaksimal mungkin. Percayalah bahwa Dia lebih tahu batas kemampuan kita disbanding kita sendiri. Oleh karena itu berusahalah lebih keras dari biasanya. siapa tahu, yang lebihnya itu merupakan syarat terkabulnya keinginan kita. Jika ternyata belum berhasil juga maka berusahalah sedikit lagi. Siapa tahu Dia ingin menguji kita apakah kita benar-benar yakin dengan keinginan kita. Jika ternyata belum juga dapat maka berusahalah sedikit lebih keras lagi. Siapa tahu ia ingin menjadikan kita lebih daripada orang lain. Jika belum juga kita dapatkan, oh ternyata ia memberikan dalam bentuk lain yang lebih besar daripada keinginan kita tadi.

Allah bekerja dengan caranya sendiri. Kita sebagai makhluk tidak akan dapat menerka apalagi memastikan tindakan-Nya. Dia hanya memberikan petunjuk apa yang harus kita lakukan. Dan yang pasti petunjuk-Nya tidak akan pernah menyesatkan. Dia tahu segalanya. Dia tahu seberapa besar kemampuan kita, Dia tahu apa yang benar-benar kita inginkan, dan Dia juga tahu apa-apa yang terbaik untuk hamba-Nya, serta Dia juga sangat tahu kapan waktu yang tepat untuk memberikan sesuatu yang terbaik buat kita.

Hanya saja kadang kita terlalu terburu-buru memutuskan bahwa keinginan kita tidak terpenuhi. Siapa tahu? Percayalah, kawan. Jika hari ini kamu berusaha lebih keras daripada kemarin maka hari ini kamu akan mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari hari kemarin. Maka, selalu berusaha lakukan dengan lebih keras, lebih sungguh-sungguh, lebih focus, dan lebih semangat daripada biasanya. Maka tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini.

memahami Arti Hidup

Semua manusia, tanpa terkecuali, pasti akan mati. Bila demikian, lalu apa sebenarnya yang akan dituju oleh manusia di alam dunia ini. Apakah manusia hidup semata-mata hanya untuk bekerja, berumah tangga, bersenang-senang dengan harta yang dimilikinya, ataupun berkeluh kesah dalam kemiskinan; kemudian ia lalu mati tidak berdaya? Apakah setelah mati itu ia akan hilang menguap seperti halnya api obor yang padam? Atau, apakah manusia yang dilahirkan dalamketiadaanitu akan mati dalamketiadaanpula? Bila ya, apakah berarti hidup manusia di dunia ini sia-sia belaka? Tentu tidaklah demikian. Allah telah berfirman, bahwa manusia akan terus ada dan tidak akan pernah menghilang atau menguap. Manusia akan menjalani kehidupan abadi di akhirat.

Dengan demikian, jelaslah bahwa sesungguhnya yang dituju oleh semua manusia adalah akhirat! Cepat atau lambat, suka atau tidak suka, semua manusia pasti akan menuju ke sana.

Apakah kalian mengira bahwa Kami menciptakan kalian sia-sia, dan bahwa sesungguhnya kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami? (Al-Mu’minun: 115)

Apakah manusia mengira, bahwa ia akan diberikan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)? (Al-Qiyamah: 36)

Sesungguhnya hari kiamat akan datang (dan) Aku merahasiakan (waktunya) agar tiap-tiap diri dibalas dengan apa yang diusahakannya. (Thaahaa: 15)

Dan tidaklah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenar-benarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui. (Al-Ankabuut: 64)

Dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, Kami sediakan bagi mereka azab yang pedih. (Al-Israa’: 10)

Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mu’min, maka mereka itu orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik. (Al-Israa’: 9)

Keterangan singkat yang diuraikan di atas, sekilas tampaknya sederhana, namun bila sobat renungkan baik-baik, makna yang tersirat sangatlah dalam. Pahamilah hal ini dengan baik. Karena inilah fundamen yang paling mendasar untuk dapat menemukan atau mengerti kebenaran hidup yang hakiki.