Jumat, 02 April 2010

Early life of nomads .part 1


Tidak ada orangtua yang menginginkan berpisah dengan anak2nya.

Sedari kecil,mereka asuh dengan penuh kasih sayang,saat sang anak beranjak besar selalu orangtua berusaha memberikan yang "terbaik".Sekalipun dalam kondisi keuangan pas2-an(sederhana).



Sampai
dengan sang anak tumbuh dewasa, saat sang anak hampir lulus SMA, sang anak di hadapkan pada keadaan utk memilih apa yang kiranya terbaik utk hidupnya..mulai dari kuliah sampai kerja..mulai dari yang dekat dengan ortu sampai jauh dari ortu sekalipun.
Banyak waktu yang dimiliki sang anak & ortunya utk membicarakan masa depannya yg akan di mulai setelah lulus SMA nanti. Yang pasti ortu ,restui apa yang akan di pilih sang anak tercintanya,skalipun keputusan yang nantinya akan berat dihadapi sang ortu.

Waktupun berlalu begitu cepat, akhirnya sang anak mengakhiri masa sekolahnya.

Wisuda SMA yang begitu mengharukan rupanya, begitu hangatnya persiapan yang dilakukan sang ortu & sang anak..

Ritual
pelepasan murid SMA th ajaran "itu"pun berakhir, tiap hari sang ortu selalu menanyakan,"Gimana nak,apa yang kamu pilih utk memulai melangkah menuju masa depanmu?". Sang anak pun menjawab,"Hmm, iya niih yah- bu', aku masih saja bingung", sang ortupun menjelaskan 2 pilihan, yaitu tetap kuliah di "kampung" dekat ortu atau mau pilih pilihan k-2, yaitu Ikut salah satu keluarga besar yang menawarkan kerjaan di Jakarta.

Tiap haripun sang anak mulai memikirkan 2 pilihan yang tiap hari di ingatkan ortunya,,
Hingga suatu hari... Ternyata sang anak memutuskan utk mandiri, dengan memilih pilihan k-2 yaitu pergi k jakarta.

(flashback):
Padahal sebelum sang anak memutuskan utk k jakarta, sang anak memilih utk kuliah d salah satu kampus di daerahnya. Sudah mengikuti test masuk pula, & di terima jadi mahasiswa Universitas "itu". Hanya tinggal membayar biaya gedung,dsb (uang pendaftaran) & hanya tinggal OsPek mahasiswa, tapi sang anak berubah pikiran.

Ternyata apa sebenarnya yang dipikirkan sang anak "?????" adalah : Kondisi keuangan yang sebegitu polemiknya yang dihadapi ortunya.Ada beberapa peristiwa yang mebuat sang anak mantab mengambil keputusan utk pergi ke Jakarta. Menurutnya, sebagai anak tertua/ anak pertama , "dy" punya bagian tanggungjawab dari keadaan yang di alami keluarganya dalam bentuk apapun.

Dengan berat hati, sang ortu akhirnya mulai memberikan keIkhlasannya/restu utk sang anak tercinta berangkat ke Jakarta...

Dalam suatu malam sebelum sang anak berangkat & memersiapkan segalanya utk ke Jakarta, swasana harupun cukup terasa diantara mereka.. Tapi sang anak (kali ini sebut saja sang anak dgn nama "Ana"), berusaha meyakinkan kedua ortunya agar mereka bisa ikhlas mengijinkan Ana utk mandiri & berusaha membantu ekonomi keluarga.

* Malampun begitu cepat berlalu,tiket kereta yang menunjukkan kjadwal keberangkatan Ana pukul 15.00 pun sudah siap.. Sang ibu sibuk mempersiapkan bekal makanan ,dll utk anak tercinta yang akan meninggalkannya sementara, sementara sang Ayah berdiam diri di ruang tamu,& adik2 Ana asik menonton acara tv (mereka belum paham betul , dengan apa yang terjadi di keluarganya).

Ternyata sang ayah masih ada rasa berat hati utk mengikhlaskan putri pertamanya utk pergi k Jakarta, bangkit dari lamunannya sang ayah pun bertanya kembali k Ana,"Kamu yakin An..Utk pergi k Jakarta??..." Ana pun kembali meyakinkan ayahnya hingga ayahnya merasa benar2 yakin melepaskan putrinya Ana, " Ayah, Ana gpp ko... Ana yakin Ana bisa jaga diri & bisa menjaga komunikasi kita, Ana yakin ats segala doa ayah ibu, Ana bisa kuat hadapi ini semuanya, yah.. Doakan selalu ya yah.. Ana g' kan lupakan ayah ibu juga adik2 apapun yang terjadi, tiap bulan Ana akan berusaha mengirimkan ebagian Uang Ana k rek ayah ya"... Sambil memecah suasana haru antara ayah & Ana, Anapun bercanda,"
Nti kalo Ana udah Jaya,Ana pasti bawa ayah ibu juga adik2 k Jakarta/Ana bakalan belikan rumah utk kita semua biar kita g jauh2-an lagi".
Merasa suasana makin haru, ibu Ana-pun ikutan bicara,
"Hadduch, knapa suasana jdi begini yah, Kita harus tegar mnyikapi keputasan Ana, gpp, kuat g' kuat inilah jalan yg d ambil Ana, ibu Dukung selalu kamu ya nak, dari doa juga komunikasi kita via phone nantinya" , Ana pun menjawab,"Iya buu'..Ibu' benar"(Ana membatin bahwa apa yg barusan ibunya katakan adalah hanya utk mencairkan suasana lagi,padahal dari lubuk hatinya terdalam ibu masih blum ikhlas)....

Jam pun sudah menunjukkan pukul 14.00, semuanya bersiap2 mengantar Ana ke stasiun daerah utk menunggu kereta .................................... to be continue .........


Tidak ada komentar:

Posting Komentar